Perubahan lain yang dilakukan pada Hagia Sophia sebagai masjid adalah:
1. Pembangunan mihrab yang semula tidak ada
2. Penambahan dua lampu perak di tiap sisi mihrab yang dilakukan Kaisar Ottoman Kanuni Sultan Suleyman
3. Penambahan dua kubus marmer dari wilayah Bergama, sebuah kota di Turki, yang dilakukan Sultan Murad III
4. Pembangunan empat menara yang digunakan saat adzan
5. Struktur Hunkâr Mahfili, sebuah kompartemen yang digunakan penguasa untuk ibadah diganti dengan ruang lain dekat mihrab. Renovasi besar ini dilakukan Sultan Abdülmecid yang menunjuk arsitek Fossati bersaudara asal Swiss.
Dengan wujud yang baru, Hagia Sophia melanjutkan perannya menjadi saksi perkembangan banga Turki dan dunia internasional. Di masa modern inilah Haghia menjalani peran sebagai museum dan kembali jadi masjid
1935: Di bawah pengaruh Presiden Kemal Ataturk, Hagia Sophia menjadi museum dan dilaporkan menarik minat sekitar tiga juta wisatawan tiap tahun. Karena sejarah dan keunikan, Hagia Sophia ditetapkan pula sebagai Warisan Dunia UNESCO pada 1985.
2013: Isu mengembalikan Hagia Sophia sebagai masjid mulai hadir dengan sebagian masyarakat mulai mengakui peran penting Dinasti Ottoman
2020: Setelah tujuh tahun, masyarakat Turki dan internasional akan menyaksikan kembali Hagia Sophia menjadi masjid dengan ibadah pertama rencananya dilakukan pada 27 Juli 2020
Tonton juga 'Kontroversi Hagia Sophia, Warisan Dunia yang Jadi Masjid':
[Gambas:Video 20detik]
Sriwijayamedia.com – Bupati Lahat Cik Ujang, SH., secara langsung meresmikan Masjid Ar Rahman Pagar Agung Lahat sekaligus ruwahan bersama masyarakat setempat, Senin (6/3/2023).
“Manfaatkan dengan baik masjid ini untuk kegiatan keagamaan. Jaga dan pelihara baik masjid ini dan makmurkan masjid,” kata Bupati.
Terkait dengan akses jalan di Pagar Agung Lahat, masih kata Bupati, diproyeksikan pada tahun ini juga akan dilakukan pengaspalan.
Hal ini sesuai dengan aspirasi masyarakat yang menginginkan akses jalan di Pagar Agung Lahat mulus.
“Kami harap warga dapat bersabar, mengingat pelaksanaan pengaspalan akan dilakukan pada tahun ini,” terangnya.
Sementara itu, tokoh masyarakat (tomas) Pagar Agung Lahat Aprizal Muslim, SE., mengungkapkan terima kasih Kepada Bapak Bupati Lahat Cik Ujang SH., yang telah hadir bersilahturahmi di Masjid Ar Rahman.
“Kami juga mengucapkan terima kasih atas bantuanya dalam pembangunan masjid kami ini serta memenuhi keinginan masyarakat dengan adanya akses jalan mulus,” paparnya.(sisil)
TEMPO.CO, Jakarta - Umat muslim memadati masjid Hagia Sophia di Istanbul, Turki, untuk mengikuti salat tarawih. Masjid yang cukup ikonik ini dipakai tarawih selama Ramadan. Masjid Hagia Sophia resmi ditetapkan kembali pemerintahan Erdogan sebagai masjid dan tempat ibadah pertama setelah pengadilan administrasi Turki membatalkan kebijakan Mustafa Kemal Ataturk yang mengalihfungsikan Hagia Sophia sebagai museum pada 1934.
Seperti dikutip dari britannica, Hagia Sophia disebut juga Gereja Kebijaksanaan Suci atau Gereja Kebijaksanaan Ilahi. Bangunan ini didirikan sebagai Gereja Kristen pada abad ke-6 M di bawah Kekaisaran Bizantium Justinian I. Bangunan ini mencerminkan perubahan agama yang terjadi di wilayah tersebut selama berabad-abad. Bangunan dengan menara dan prasasti Islam serta mosaik-mosaik Kekristenan yang mewah .
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gereja asli Hagia Sophia sebelumnya sudah dibangun pada 325 M di atas fondasi kuil kafir. Kemudian pada 360 Konstantius II menguduskan gereja tersebut. Hagia Sophia sempat dibakar sejak pengusiran St. John Chrysostom pada 404 M. Setelah itu, diperbaiki lagi oleh Kaisar Romawi Constans I dan ditahbiskan kembali oleh Theodosius II pada 415 M .
Gereja itu juga dibakar saat Pemberontakan Nika pada Januari 532 M, lalu selesai dibangun pada 537 M. Struktur Hagia Sophia yang sekarang merupakan peninggalan abad ke-6, meskipun gempa bumi menyebabkan runtuhnya sebagian kubah pada 558 M. Hagia Sophia mengalami pemulihan pada 562 dan pertengahan abad ke-14. Hagia Sophia juga dijarah pada 1204 oleh Venesia dan Tentara Salib pada Perang Salib Keempat.
Hagia Sophia dirubah menjadi masjid setelah penaklukan Konstantinopel oleh Sultan Mehmed II pada 1453. Setelah itu, ia menambahkan menara kayu untuk adzan, lampu gantung besar, mihrab dan mimbar. Kekaisaran Ottoman membangun menara disamping sisi struktur kubah. Bagian dalam Hagia ditambahi ukiran kaligrafi Arab yang ditempel bersisian dengan ikon kuno Kristiani.
Menukil dari gema.uhamka.ac.id fungsi Hagia Sophia sebagai masjid tersebut bertahan hingga tahun 1934 atau hampir 500 tahun. Hagia Sophia dikonversi menjadi museum saat Mustafa Kemal Ataturk menjadi Presiden pertama Turki pada 1935. Pada 1985, Hagia Sophia telah dimasukkan ke Daftar Warisan Dunia oleh badan PBB UNESCO.
Dalam sejarah keberadaannya, Hagia Sophia sudah kerap berganti status dan fungsi selama 2.553 tahun. Selama 15 abad terakhir, bangunan megah ini mengalami beberapa kali alih fungsi, mulai dari gereja (325 - 1453) dan masjid (1453 - 1935). Setelah itu berubah jadi museum (1935 - 2020), sebelum akhirnya menjadi masjid lagi di bawah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Mengutip dari Antara, sebelumnya bangunan tersebut sempat dibuka untuk umat Muslim, Kristiani, dan warga asing lainnya. Kemudian pada Juni 2020, Pemerintah Turki mengembalikan fungsi Hagia Sophia sebagai masjid.
Perubahan ini menjadi simbol revolusi religius Recep Tayyip Erdogan yang telah dilakukan selama lebih dari 10 tahun. Mengembalikan fungsi Hagia Sophia menjadi puncak pengembalian ajaran Islam di kehidupan masyarakat Turki yang sebelumnya dikekang pemerintahan sekuler Ataturk.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo[6][3] (bahasa Arab: جَامِع ٱلشَّيْخ زَايِد ٱلْكَبِيْر، سوْلو, translit. Jāmiʿ Aš-Šaykh Zāyid Al-Kabīr, Solo)[1][4] adalah masjid yang terletak di Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Masjid ini awalnya dibangun pada tahun 2021, dan merupakan replika dari Masjid Sheikh Zayed[2][5] di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Masjid ini merupakan hibah dari Pemerintah Uni Emirat Arab kepada Pemerintah Indonesia.[7]
Masjid ini kemudian dirancang mirip aslinya dengan empat menara menjulang, satu kubah utama, dikelilingi 81 kubah-kubah kecil, dan ornamen bangunan Timur Tengah.[8] Diresmikan pada 14 November 2022 oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Uni Emirat Arab Mohamed bin Zayed Al Nahyan, masjid ini menggunakan karpet bermotif batik serta tembok di dekat imam bertuliskan Asmaulhusna.
Sebelum menjadi masjid, lokasi tempat masjid ini berdiri dahulu merupakan bekas depot minyak Pertamina Gilingan. Seiring bertumbuhnya Kota Surakarta, depot minyak Gilingan menjadi semakin tidak efektif untuk distribusi BBM karena berlokasi di tengah-tengah permukiman. Akibatnya, rencana distribusi minyak menggunakan jaringan perpipaan ke depo ini menjadi gagal karena persoalan biaya. Depot minyak ini ditutup pada tahun 2008 karena beroperasinya depot baru di Boyolali. Pada tahun 2012, Pertamina merencanakan membangun hotel dan gedung pameran serta kawasan wisata kuliner di atas lahan depot minyak tersebut, tetapi akhirnya gagal terencana. Sebagian kecil dari lahan eks-depot minyak tersebut akhirnya dijadikan stasiun pengisian bahan bakar.[9]
Pada tahun 2019, Luhut Binsar Pandjaitan, yang menjabat sebagai Menko Marinves, membeberkan rencana UEA untuk membangun masjid di atas lahan depot minyak Gilingan.[9] Terkait dengan hal tersebut, Duta Besar UEA kemudian meninjau lokasi eks-depot minyak Gilingan tersebut sebagai lokasi pembangunan masjid, sebagaimana rencana Muhammad bin Zayid Al Nahyan.[10]
PT Arkonin dan PT Airmas Asri Architects ditunjuk sebagai firma arsitektur yang mendesain bangunan masjid, atas mandat Pemerintah UEA. Sementara itu, proses pembangunan dilakukan oleh kontraktor Waskita Karya.[11][12]
Masjid ini diresmikan pada 14 November 2022 oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Uni Emirat Arab Mohamed bin Zayed Al Nahyan, setelah sebelumnya direncanakan dibuka 17 November.[13] Selanjutnya, Wakil Presiden Ma'ruf Amin resmi membuka masjid ini untuk seluruh kegiatan keagamaan umum pada 28 Februari 2023.[14]
Yang membedakan masjid ini dan masjid aslinya yang terletak di Abu Dhabi adalah ukurannya yang lebih kecil, dengan luas hanya 2,7 ha (27.000 m2) atau hanya sekitar 22,5% dari lahan masjid aslinya yang seluas 12 ha (120.000 m2).[15]
Bentuk dasarnya masih mengikuti masjid aslinya, yang masih kental dengan gaya arsitektur Maroko, Asia Selatan, dan Timur Tengah, dengan ukurannya yang lebih kecil. Di samping ukuran masjidnya yang kecil, yang menjadi ciri khas dari masjid ini dibandingkan dengan masjid aslinya adalah adaptasi motif-motif batik ke tiap-tiap komponen bangunan, seperti kawung, kembang, dan bokor kencono. Dengan luasnya itu, masjid ini diklaim mampu menampung 10.000 jemaah.[11]
Kubah Utama dan beberapa kubah kecil Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, 2024
Halaman luar dari Masjid Sheikh Zayed Solo, 2024
LAHAT SUMSEL, MLCI – Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Lahat, Yulius Maulana ST – Dr H Budiarto Marsul SE MSi (YM-BM) melalui Ketua Tim Pemenangannya H Nopran Marjani SPd menyerahkan alat bukti temuan dugaan kecurangan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Lahat 2024.
Secara langsung H Nopran Marjani SPd didampingi Anggotanya Makmun Abdul Goni menyerahkan berkas temuan tersebut dan diterima oleh Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Lahat Nana Priana SHi MM di bilangan Kelurahan Pasar Baru. Kamis (5/12/2024).
Dikatakan Nopran, selain alat bukti temuan kecurangan, ada juga diserahkan surat pengajuan Pemilihan Suara Ulang (PSU) beserta surat lampiran daftar temuan kecurangan di 8 kecamatan Pilkada Lahat.
*Berkas surat ke Bawaslu Lahat itu bernomor 017/YMBM- LHT/XI/2024 yang melampirkan daftar temuan kecurangan Pilkada Lahat di Kecamatan Lahat, Merapi Timur, Merapi Barat, Kikim Timur, Kikim Barat, Pseksu, Pulau Pinang dan Kecamatan Kikim Selatan,” pungkas Nopran.
Seperti berita yang ditayangkan media ini bahwa kasus dugaan kecurangan saat pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Lahat tahun 2024 segera ditempuh jalur hukum oleh YM-BM.
Hal itu terungkap saat YM-BM didampingi Ketua Tim Pemenangan H Nopran Marjani SPd dan Anggotanya Makmun Abdul Goni gelar Konferensi Pers di kediaman Yulius Maulana ST bilangan Kavling Blok C Kelurahan Bandar Jaya. Selasa (3/12/2024).
Yulius Maulana mengucapkan terima kasih atas kesediaan hadir para insan jurnalis dalam Konferensi Pers ini.
Ditambahkannya bahwa pelaksanaan Pilkada Lahat pada 27 Nopember 2024 lalu sebagian besar di Tempat Pemungutan Suara (TPS) berjalan amburadul.
“Ambaradulnya proses Pilkada disebagian besar TPS kuat dugaan akibat kinerja para penyelenggara yang secara terstruktur dan masif melakukan kecurangan dalam pelaksanaan Pilkada Lahat 2024,” jelas Yulius.
Maka itu, lanjutnya, kasus kuat dugaan kecurangan itu segera ditempuh jalur hukum ke Bawaslu Kabupaten Lahat, Bawaslu Provinsi Sumsel serta Mahkamah konstitusi (MK).
“Kami minta penyelesaian dalam kasus dugaan kecurangan itu nanti diadakan Pemilihan Suara Ulang atau PSU. Nah, untuk lebih jelasnya nanti bisa disampaikan Pak Nopran,” terang Yulius.
Sementara itu Ketua Tim Pemenangan H Nopran Marjani SPd mengungkapkan bahwa pihaknya telah menemukan kecurangan dalam proses Pilkada Lahat 2024 di 209 TPS dari total jumlah 754 TPS yang ada di Kabupaten Lahat.
Nopran menerangkan terjadi dugaan penggelembungan suara secara massif di sejumlah TPS dalam wilayah Kabupaten Lahat yang dilakukan dengan cara memanfaatkan pemilih untuk menggunakan hak pilihnya lebih dari satu kali dan lebih dari seorang pemilih yang tidak terdaftar sebagai pemilih mendapat kesempatan memberikan suara di TPS.
“Dibuktikan dengan adanya perbedaan jumlah pemilih yang hadir di TPS dengan surat suara yang digunakan diduga telah bertentangan dengan pasal 50 ayat 3 Poin d dan e, PKPU Nomor 17 Tahun 2024 serta pasal 50 ayat 4, 5 dan 6 PKP Nomor 17 tahun 2024,” sambungnya.
Kemudian absensi pemilih yang hadir diduga ditanda tangani oleh orang lain, dibuktikan dengan terdapat kesamaan pola tanda tangan pada absensi pemilih yang hadir di TPS.
Selanjutnya ditemukan daftar hadir kosong atau tidak ditandatangani pemilih yang hadir di tingkat pada hari pemungutan suara.
“Dari hasil temuan dugaan kuat kecurangan tersebut, tim paslon nomor urut 1 telah menyampaikan keberatan dan mengajukan permohonan untuk dilakukan PSU di 209 TPS dalam 7 Kecamatan wilayah Kabupaten Lahat. Dan, sebanyak 91960 suara yang bermasalah,” tutup Nopran. (D4F)
Fasilitas dan Ruang Publik Pengadilan Negeri Pagaralam
Pada hari Selasa tanggal 26 November 2019 bertempat di ruang Teleconference Pengadilan Negeri Pagar Alam. Telah dilaksanakan sosialisasi e-court yang di hadiri oleh Ketua Pengadilan Negeri Pagar Alam Saut Erwin Hartono A. Munthe, SH.,MH, Wakil Ketua Bapak Muhamad Martin Helmy, S.H.,MH dan seluruh Hakim, Panitera maupun Panitera Pengganti serta Juru Sita . Materi e-court disampaikan oleh Bapak Rionaldo Sahat Sigalingging, S. Kom dari Tim IT Pengadilan Negeri Pagar Alam.
E-court adalah layanan bagi Pengguna Terdaftar untuk Pendaftaran Perkara Secara Online, Mendapatkan Taksiran Panjar Biaya Perkara secara online, Pembayaran secara online dan Pemanggilan yang dilakukan dengan saluran elektronik. Didalam program e-court meliputi :
– e-Filing (Pendaftaran Perkara Online di Pengadilan). – e-Payment (Pembayaran Panjar Biaya Perkara Online). – e-Summons (Pemanggilan Pihak secara online). – e-Litigation (Persidangan Secara Online).
Dalam hal pendaftaran perkara Online, saat ini dikhususkan untuk Advokat. Pengguna terdaftar harus setelah mendaftar dan mendapatkan Akun, harus melalui mekanisme validasi Advokat oleh Pengadilan Tinggi tempat dimana Advokat disumpah, sedangkan pendaftaran dari Perseorangan atau Badan Hukum akan diatur lebih lanjut. Layanan dan Penjelasan singkat Pendaftaran Perkara Online
Pendaftaran Perkara (e-Filing) Pendaftaran perkara online dilakukan setelah terdaftar sebagai pengguna terdaftar dengan memilih Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama, atau Pengadilan TUN yang sudah aktif melakukan pelayanan e-Court. Semua berkas pendaftaran dikirim secara elektronik melalui aplikasi e-Court Makamah Agung RI.
e-Skum (Taksiran Panjar Biaya) Dengan melakukan pendaftaran perkara online melalui e-Court, Pendaftar akan secara otomatis mendapatkan Taksiran Panjar Biaya (e-SKUM) dan Nomor Pembayaran (Virtual Account) yang dapat dibayarkan melalui saluran elektronik (Multi Channel) yang tersedia.
Mendapatkan Nomor Perkara. Pendaftaran Perkara melalui e-Court secara singkat tahapannya adalah Daftar (Mendapatkan Nomor Pendaftaran Online), Melengkapi Data Pihak, Upload Berkas Gugatan, Mendapatkan Taksiran Panjar Biaya Perkara (e-Skum), Melakukan Pembayaran, Menunggu Verifikasi dan Mendapatkan Nomor Perkara dari Pengadilan Tempat Mendaftarkan Perkara.
Pengguna Terdaftar Advokat yang sudah terdaftar sebagai Pengguna Terdaftar dapat beracara di seluruh Pengadilan yang sudah aktif dalam pemilihan saat mau mendaftar perkara baru. Pengadilan yang melaksanakan e-Court dilakukan secara bertahap sehingga Pengadilan yang tidak ada dalam daftar, akan menyusul setelah adanya kesiapan.
E-PAYMENT Untuk kelancaran dalam mendukung program e-Court Mahkamah Agung RI bekerja sama dengan Bank Pemerintah dalam hal manajemen Pembayaran Biaya Panjar Perkara . Dalam Hal ini Bank yang telah ditunjuk menyediakan Virtual Account (Nomor Pembayaran) sebagai sarana pembayaran kepada Pengadilan tempat mendaftar perkara.
Hagia Sophia kembali jadi masjid setelah sempat berstatus museum dan ditetapkan UNESCO sebagai warisan dunia. Melalui akun Twitternya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menganggapnya sebagai kebangkitan bangunan bersejarah tersebut.
"Kebangkitan Hagia Sophia...," tulis Erdogan di akun @RTErdogan yang dilihat detikcom pada Sabtu (11/7/2020). Tweet ini mendapat 23 ribu retweet dan komentar serta 76 ribu like dari para netizen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kembalinya Hagia Sophia menjadi masjid sesuai Majelis Negara Turki membatalkan keputusan kabinet pada 1934. Keputusan ini mengundang reaksi dari masyarakat internasional, dengan sebagian mendukung dan menolak keputusan tersebut.
Terlepas dari reaksi netizen, warga internasional, dan sikap tiap negara, Hagia Sophia memang punya sejarah yang sangat panjang. Dikutip dari History, Hagia Sophia jadi saksi kejatuhan dan kebangkitan dinasti penguasa Turki.
Hagia Sophia dalam bahasa Turki disebut Ayasofya sedangkan dalam bahasa latin adalah Sancta Sophia. Nama Hagia Sophia artinya adalah kebijaksanaan sesuai peruntukan bangunan tersebut sebagai rumah ibadah.
360 Masehi: Kaisar Bizantium, Constantius I, memerintahkan pembangunan Hagia Sophia sebagai sebuah gereja untuk umat Kristen Ortodoks Yunani di Konstantinopel yang kini bernama Istanbul. Awalnya gereja ini beratapkan kayu.
404 : Bangunan Hagia Sophia pertama terbakar akibat kerusuhan yang terjadi di sekitar bangunan tersebut. Kerusuhan diakibatkan konflik politik antar keluarga Kaisar Arkadios yang kemudian menjadi penguasa pada 395-408 AD.
415: Struktur kedua Hagia Sophia selesai dibangun Kaisar Theodosis II yang merupakan penerus Arkadio. Bangunan yang baru memiliki lima nave (tempat bangku-bangku umat) dan jalan masuk yang khas dengan atap terbuat dari kayu.
532: Dikutip dari Encyclopedia Britannica, Hagia Sophia terbakar kedua kalinya dalam peristiwa Revolusi Nika atau Nika Revolt. Revolusi tersebut melawan Kaisar Justinian I yang memerintah pada 527-565. Saat itu Hagia Sophia masih menjadi bangunan penting penganut Ortodoks Yunani.
532: Masih di tahun yang sama, Kaisar Justinian memerintahkan penghancuran Hagia Sophia karena kondisinya yang rusak parah. Dia memerintahkan pembangunan kembali gereja tersebut dengan menunjuk arsitek Isidoros (Milet) dan Anthemios (Tralles).
537: Pembangunan ketiga Hagia Sophia selesai dalam lima tahun dan ibadah pertama dilakukan pada 27 Desember 537. Saat itu Kaisar Justinian disebut mengatakan, "Tuhanku, terima kasih atas kesempatan membangun sebuah tempat ibadah."
Hagia Sophia melanjutkan perannya yang sangat penting dalam politik dan sejarah Bizantium, termasuk menjadi saksi Perang Salib. Wilayah Konstantinopel termasuk Hagia Sophia sempat berada di bawah kekuasaan Romawi untuk waktu singkat. Kekaisaran Bizantium dikisahkan berhasil menguasai kembali kota tersebut dan Hagia Sophia yang kembali rusak.
Perubahan besar Hagia Sophia selanjutnya terjadi sekitar 200 tahun kemudian saat Dinasti Ottoman menguasai Kontantinopel. Di bawah pimpinan Sultan Muhammad Al Fatih (Mehmed II), dinasti ini berhasil menaklukkan wilayah tersebut dan mengganti namanya menjadi Istanbul pada 1453.
Dengan pengaruh Islam, Hagia Sophia diubah menjadi masjid dengan menutup ornamen bangunan yang bertema Orthodox. Ornamen diganti kaligrafi yang didesain Kazasker Mustafa İzzet. Kaligrafi tersebut antara lain tulisan Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, empat khalifah pertama, dan dua cucu Rasulullah SAW.